Pleurotus spp. Menurut Dr. Ety Sumiati, APU dari Balai Penelitian
Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung, Jawa Barat teknologinya hanya
dengan melakukan dua tahapan, yakni tahapan membuat media bibit
induk (spawn)dan tahapan memproduksijamurtiramnya.
Pada tahapan membuat media bibit induk ada 10 langkah yang perlu dilakukan.
Pertama, bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk gergajian albusia
(SKG) ditambah biji milet 1 (42%): 1 (42%). Bahan baku ini menurut Ety Sumiati adalah
yang terbaik.
Langkah kedua, bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan
pressure cooker atau panci. Langkah ketiga, bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan.
Tambahkan 1persen kapur(Ca
Cl3) persen gypsum (Ca S04), Vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen
bekatul. Kadar air:45-60 persen dengan penambahanair sedikitdan pH7.
Langkah keempat, bahan baku tersebut lalu distribusikan ke dalam baglog polipropilen
atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Per botol disi 50-60 persen media bibit,
disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/aluminium foil. Langkah kelima, sterilisasi dalam
autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121
°C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95°C.
Langkah keenam, lakukan inokulasi dengan Laminar flow satu hari kemudian. Setelah
suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan mumi pada
media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit). Langkah ketujuh, inkubasi
(pertumbuhanmiselium 15-21 hari),padaruang inkubasi/ inkubator, suhu 22-28°C.
Langkah kedelapan, botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali.
Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit
tidak menggumpal/ mengeras. Kesembilan, bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri
pertumbuhan miseliumjamur kompak danmerata.
Langkah terakhir, jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat
perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini bisa disimpan dalam lemari pendingin (0°C) selama 1
tahun, bilatidakakan segera digunakan.
Tahapan selanjutnya adalah memproduksi jamur tiram (Pleurotus spp). Dalam tahapan
ini juga ada 10 langkah. Pertama, siapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam
selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan).
Langkah kedua, tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga, dengan menggunakan
saringankawatatau ayakan kawat.
Langkah ketiga, membuat subtrat/ media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15
persen bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2 persen
kapur (CaC03), 2 persen gypsum (CaSO4),dan air bersih, diaduk merata, kadar air
substrat 65 persen, pH 7. Langkah keempat, distribusikan ke dalam baglog polipropilen,
pada hari itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang
mulut cincin pralon,kemudianditutup dengankapas/ kertas minyak.
Langkah kelima, sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap
atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120OC selama 1-3kali 8 jam
bergantung pada jumlah substrat yang akan dipasteurisasi. Langkah keenam, inokulasi
substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelah suhu baglog subtrat turun sampai suhu
kamar, inokulasikanbibit pada substrat dalam laminarflow. Bibit 10-15g/kg subtrat.
Langkah ketujuh, inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah
jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28°C tanpa cahaya.
Langkah kedelapan, baglog substrat dibuka, cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara
membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan. Langkah
kesembilan, baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari
kemudian, tumbuh pin head/bakal tubuh buah). Bakal tubuh buah tersebut disiram air bersih
agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping
penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22°C RH :
80-90 persen.
Langkah terakhir panen jamur tiram/jamur kuping. Panen kurang dari 9 kali dalam
waktukurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan
kubung. Atau bisa panen 2-5 kali seminggu.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur tiram ini menurut Ety
Sumiati adalah masalah higienis, aplikasi bibit unggul, teknologi produksi bibit (kultur murni,
bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi media tumbuh/substrat dan pemeliharaan serta
cara panen jamur tiram.
(naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)
(sumber :SINAR TANIEdisi 19-25 Juli 2006)